Skip to main content

MASKANULHUFFADZ.COM – Surah Al Fatihah merupakan surah yang menjadi barometer sah atau tidaknya shalat seseorang. Membaca surah Al Fatihah dalam shalat tidak hanya dihukumi wajib, namun termasuk dalam rukun shalat. Sehingga bagi siapa yang meninggalkannya dalam bacaan shalat mengakibatkan shalat tidak sah.

Kedudukan Surah Al Fatihah dalam Shalat

Para jumhur ulama Malikiyah, Syafi’iyah,dan Hanabilah bersepakat kedudukan surah Al Fatihah termasuk dalam rukun shalat, sehingga mengakibatkan shalat tidak sah apabila tidak membacanya. Imam Syafi’i menegaskan seseorang yang meninggalkan bacaan surah Al Fatihah padahal ia mampu membacakan ayat tersebut, maka shalatnya menjadi tidak sah, adapun jika orang tersebut membaca ayat lain maka dihukumi makruh. Berikut beberapa dalil yang mendasari pendapat ini:

Rasulullah shallallahu alaihi wasallam bersabda:

لاصلاةَ لمن لم يقرأْ بفاتحةِ الكتابِ

Artinya: “Tidak ada shalat bagi orang yang tidak membaca Fatihatul kitab,” (HR Bukhari Muslim).

مَنْ صَلَّى صَلَاةً، لَمْ يَقْرَأْ فِيهَا بِأُمِّ الْقُرْآنِ، فَهِيَ خِدَاجٌ ثَلاَثًاغَيْرُ تَمَامٍ

Artinya: “Orang yang shalat tidak membaca ummul Quran, maka shalatnya terputus, shalatnya terputus, shalatnya terputus tidak sempurna,” (HR Muslim).

Adapun pendapat ulama Hanafiyah sedikit berbeda dalam menanggapinya, menurutnya meskipun bacaan surah Al Fatihah tetap dibaca dalam shalat, namun tidak termasuk rukun shalat, kedudukannya hanya sebatas wajib. Pendapat ini merujuk pada surah Al-Quran Al Muzammil ayat 20:

فَاقْرَءُوْا مَا تَيَسَّرَ مِنَ الْقُرْاٰنِۗ

Artinya: “Maka bacalah apa yang mudah dari ayat Al-Quran.”

Pentingnya Bacaan Surah Al Fatihah dalam Shalat

Ketentuan Bacaan Surah Al Fatihah dalam Shalat

1. Mengakibatkan Shalat Tidak Sah jika Tidak Membacanya

Membaca surah Al Fatihah dalam shalat termasuk wajib, apabila seseorang tidak membacanya maka dia kekurangan rukun dalam shalatnya. Shalat yang kekurangan rukun dianggap tidak sah.

Rukun shalat secara istilah berarti setiap perkataan atau tingkah laku yang membentuk hakikat shalat, jika salah satu rukun ini tidak benar, maka shalat pun tidak dianggap secara syari, dan juga tidak bisa diganti dengan sujud sahwi.

Termasuk juga di dalamnya jika bacaan surah Al Fatihah tidak dibaca dengan lengkap dan benar maka shalat juga terhitung tidak sah. Sebagaimana kesepakatan jumhur ulama menjelaskan jumlah ayat surah Al Fatihah itu berjumlah 7 ayat. Sebagaimana dijelaskan dalam surah Quran Al Hijr ayat 87:

وَلَقَدْ ءَاتَيْنَٰكَ سَبْعًا مِّنَ ٱلْمَثَانِى وَٱلْقُرْءَانَ ٱلْعَظِيمَ

Artinya: “Dan sesungguhnya kami telah berikan kepadamu tujuh ayat yang dibaca berulang-ulang dan Al-Quran yang agung.”

2. Melafadzkan Bacaan Surat Al Fatihah

Maksud dari membaca surah Al Fatihah dalam shalat berarti melafadzkan secara langsung dengan mulut bacaan setiap huruf dalam surahnya, bukan melantunkan di dalam hati. Bagi seseorang yang tidak melafadzkan bacaan Al Fatihah dalam shalat baik secara jahr dan sirr maka dihukumi tidak sah, sebagaimana dijelaskan dalam hadis Rasulullah di atas.

3. Berbahasa Arab

Bacaan surah Al Fatihah harus dilantunkan dengan menggunakan bahasa arab bukan terjemahan, meskipun memiliki makna yang sama, sebagaimana dicantumkan dalam firman surah Al Quran Az Zukhruf ayat 3:

اِنَّا جَعَلْنٰهُ قُرْاٰنًا عَرَبِيًّا لَّعَلَّكُمْ تَعْقِلُوْنَۚ

Artinya: “Kami menjadikan Al-Qur’an dalam bahasa Arab agar kamu mengerti.”

4. Membaca Surah Al Fatihah dalam Setiap Rakaat

Kewajiban membaca surah Al Fatihah berlaku untuk setiap rakaat shalat, apabila ada rakaat yang tidak dibacakan di dalamnya Al Fatihah maka shalatnya tidak sah.

Kesimpulannya, shalat merupakan komunikasi seorang hamba dengan Allah, merujuk pada penjelasan di atas membaca surah Al Fatihah dalam shalat hukumnya wajib, dan bagi yang meninggalkannya baik sengaja ataupun tidak maka shalatnya tidak sah. Maka, untuk mengatasinya kita harus terus belajar memperbaiki kesalahan dalam shalat, serta berhati-hati dalam melafadzkannya. Agar tercapai shalat yang berkualitas dan sah.

2 Comments

Leave a Reply