Skip to main content

MASKANULHUFFADZ.COM – Ibu adalah perempuan mulia, kedudukannya istimewa dalam Al-Quran. Ibu sosok yang paling mengenal suka dan duka atas gelora, yang menjadi gua teduh tempat bertapa, menjadi kawah untukku meluncur menjadi perkasa, bentangan bumi yang terkelar lembut tempatku menyandar melepas lelah, dan nestapa gunung yang menjaga mimpi dan harapku siang dan malam. Ibu jugalah mata air yang tak pernah kering membasahi dahagaku, telaga tempatku bermain. Dan engkaulah matahari dan bulan yang menemani perjalananku menuju surganya. Terkesan berlebihan? Namun tidak bagiku. Dialah insan yang sempurna dalam memberikan cinta, yang tidak bisa ku membalasnya, walaupun dengan rangkain kata-kata cinta.

Teruntuk Ibuku yang jauh disana, Ku persembahkan puisi ini untukmu Ibu, untukmu malaikat duniaku.

Kilau Cahaya Ibu

Gubahan: Karina Adinda Sari_ Kepala Cabang Maskanul Huffadz Batam 

Cintanya berbeda         

Pemilik sabar seluas samudra, pemilik dekap paling hangat

Pada kedua ujung siang dan permulaan malam

Perjalanan waktu membekas di pelupuk matanya

Senyumnya layak cahaya

Seelok purnama yang sempurna

Tekad miliknya kokoh tak koyak oleh masa

Dia, yang selalu berdoa panjang justru bukan untuk dirinya

Cintanya juga tidak sempurna

Karena memang tidak ada yang sempurna di dunia

Mungkin ungkapan sayang tidak pernah terdengar lantang

Namun tahukah, sudah sejauh ini langkahku, usapan kasih selalu bisa menenangkanku

Doamu kembali didengar Tuhan, karena begitu banyak limpahan berkah pada permatamu

Walau jarak kita terbentang

Aku tahu harapan baik tak akan hilang

Aku juga tahu, bahwa satu satunya tonggakmu adalah Aku

Atas sejuta sayangmu, akan ku persaksikan pada Tuhan

Bahwa Ibu tidak pernah menyerah dalam kehidupan

Walau kehilangan kerap datang

Ia justru yang mengisi kekosongan

Selama apapun lentera cahaya ku bersinar, ia tak akan usang

Kilau cahayanya menyinari diri yang kerap redup

Dia, lentera yang menembus ruang-ruang gelap milikku

Ibu, penopang diri yang mudah runtuh

Katanya, jangan bergantung pada apapun yang tidak bisa bertahan

Seiring waktu berlalu, Aku akhirnya sadar bahwa dunia juga tak sebaik itu padamu

Untuk setiap lukamu, ikhlas yang kau tunjuk

Untuk setiap sakitmu, justru penawar yang kau ramu

Ibu, surgaku yang nyata

Senyata doa-doa indah yang di langitkan

Untuk setiap apapun, tentang takdir, masa depan, adalah yang terbaik tentang Aku

Terkadang, Ibu layaknya prajurit yang mengawal perjalananku

Bagai kartografer, yang mengajari membuat peta-peta kehidupan lebih baik di masa akan datang

Atau justru astronom, yang membuatku mampu merangkai harapan-harapan setara rasi bintang

Berbisik doa merajut di sanubariku

Semoga Ibu disana tersenyum bahagia selalu

Selamat hari Ibu, untukmu malaikat tak bersayapku

Sepanjang cintamu mencintaiku

Semoga Allah ganti kebaikan berlimpah dalam tiap langkahmu.

Baca Juga: Doa Ummi Menyatukan Langit dan Bumi

Leave a Reply