Skip to main content

MASKANULHUFFADZ.COM – Dalam hidup, terdapat ruang yang menjadi impian bagi setiap manusia yang menjalaninya. Ruang itu sejuk, damai dan menenangkan namun untuk mencapainya butuh banyak pengorbanan. Tak mudah, tapi indah jika dijalani. Ruang itu bernama keikhlasan.

Seringkali dalam hidup yang kita jalani Allah Menghadirkan ujian demi ujian, bukan sebab ingin menyusahakan kita, apalagi sampai menjadi masalah, namun sebagai bentuk Cinta-Nya kepada kita. Meskipun begitu tetap saja, terkadang batin menggerutu :

Kenapa harus aku?’’

Ya Allah ini sungguh berat’’

Aku Mungkin tak Sanggup’’

Padahal Allah telah mengingatkan kepada hamba-Nya Quran surah Al-Baqarah ayat 155:

وَلَنَبْلُوَنَّكُمْ بِشَيْءٍ مِّنَ الْخَوْفِ وَالْجُوْعِ وَنَقْصٍ مِّنَ الْاَمْوَالِ وَالْاَنْفُسِ وَالثَّمَرٰتِۗ وَبَشِّرِ الصّٰبِرِيْنَ

Artinya: “Dan kami pasti akan menguji kamu dengan sedikit ketakutan, kelaparan Kekurangan harta, Jiwa dan buah-buahan. Dan Sampaikanlah kadar gembira kepada orang-orang yang sabar.”

“Titik tertinggi dari puncak pencapaian seorang hamba adalah ketika ia mampu ikhlas atas setiap takdir yang ditetapkan dari Allah untuknya” – Amiratul Al Awalia. A

Untaian kalimat yang selalu tersematkan dalam diri, saat langkahku hampir tak menemukan jalan lagi.

Setiap dari kita tentu memiliki harapan yang sedang diwujudkan keberadaannya, pun dengan diriku. Harapan untuk bisa menjadi keluarga Allah, mengenakan selempang bertuliskan “Hafidzah Qur’an 30 juz” diikuti tangisan haru dan bangga dari kedua orang tua yang telah merawat dan membesarkanku dengan kasih sayangnya.

Bertautnya Mimpi dan Keikhlasan

Amiratul Al Awalia. A (Maskanul Huffadz Palu)

Dan inilah sedikit untaian kisahku di Maskanul Huffadz Palu, untuk pertama kalinya aku mulai menghafal Qur’an. Hari pertama menjadi santri merupakan hari yang sangat berkesan sekaligus menjadi hari yang sulit untuk dilupakan. Hingga aku terdiam kaku pada satu pertanyaan, yang menurutku seperti pertanyaan malaikat maut.

“Ada yang sudah pegangan hafalan? Coba sebutkan berapa jumlah pegangan antunna?” tanya Ustadzah.

DEG….

Seketika jantungku berdetak lebih cepat dari sebelumnya.

“3 Juz … 8 Juz … 9 Juz

Sudah khatam

Kata beberapa teman yang sebagian didominasi oleh mereka yang memiliki pegangan hafalan Al-Qur’an. Bahkan ada dari mereka telah khatam.

Sebagian besar dari kami adalah lulusan pondok, menjadi hal lumrah bahwa sebelumnya telah menggenggam pengalaman dan bekal hafalan. Hanya segelintir orang yang belum merasakan lingkungan pesantren, serta memiliki hafalan yang masih terikat pada dasar juz 30, termasuk diriku sendiri.

Perasaan khawatir, insecure, takut tertinggal mulai bermunculan saat mendengar deretan jawaban dari mereka, namun kembali kutepiskan.

“Bisa Amira! Inikan baru permulaanbisikku pada diri juga teringat dengan perkataan Ustadzah.

“Jangan merasa puas bagi yang telah memiliki bekal hafalan, karena tidak menutup kemugkinan yang pemula juga bisa khatam di awal,” timpa Ustadzah.

Pages: 1 2

Leave a Reply