Aku Mulai Melawan Kekhawatir
Mendengar kalimat tersebut, sejenak diri ini kembali bersemangat “AKU JUGA BISA, INSYAALLAH!”
Singkat Cerita, program tahfidz pun dimulai Rabu, 1 November 2023 menjadi pengalaman bersejarah dalam hidupku. Di sinilah ujian, bukti cinta Allah bermunculan. Tetesan demi tetesan air mata bercucuran membasahi mushaf yang Sedang kupegang
“Sulit, mengapa sesulit ini ya Rabb?,” tanyaku lirih sambil menangis.
Bagaimana tidak, saat orang-orang telah maju untuk menyetorkan hafalannya dengan berulang kali, aku masih menetap dengan halaman yang sama.
Saat itu Ustadzah memanggilku dan memberikan nasihatnya :
“Jangan bersedih…Ini baru permulaan, Amira masih pemula, yang penting tetap semangat, sabar dan fokus,” kata Ustadzah.
Nasihat singkat namun sangat berkesan dalam diriku. Sabar, fokus, semangat, merupakan rangkaian yang tak bisa terpisahkan. Bersabar dengan apa yang telah kita dapatkan, fokus terhadap tujuan, juga semangat serta konsisten terhadap hafalan.
Hari demi hari berganti, perasaan sedih saat mendapatkan hafalan dengan jumlah yang tidak mencapai target masih sering kualami, nangis, sedih, dan kecewa.
Hingga pernah terbesit dipikiranku “Apakah memang aku tidak ditakdirkan menjadi seorang hafidzah Quran?….
Mengapa begitu sulit ya Allah… ?”
Saat itu fikiranku dipenuhi oleh banyak tanda tanya
Mengapa bisa sesulit ini…?
Dosa apa yang telah kulakukan…?
Apakah aka tidak ditakdirkan untuk menjadi hafidz Quran ?
Apakah mimpiku memang tidakk pantas untuk dilanjutkan ?
Kembali dengan nasihatnya, Ustadzah berkata:
“Allah menempatkan kalian di sini berarti Allah percaya kalian mampu. Allah hanya menguji, karena Allah mencintai kalian. Bisa jadi ayatnya susah masuk karena ia rindu, ingin disayang, dan banyak diulang-ulang,” kurang lebih begitu untaian nasihat yang disampaikan oleh Ustadzah.
Seketika aku tersadarkan, bahwa mengapa harus kecewa dan bersedih dengan apa yang telah ditetapkan Oleh-Nya. Padahal, semua itu merupakan pemberian terbaik dari Allah. Bukankah itu yang sebenarnya kita kejar? cari dan impikan? yaitu cinta dan ridhonya.
Detak jarum jam yang berganti menjadi menit berlalu dalam hidupku, aku menyadari bahwa hal terpenting dalam setiap bagian dari kehidupan kita adalah keikhlasan.
Mungkin kita mempunyai banyak sekali keinginan, resolusi, serta deretan hal yang ingin dicapai lainnya dalam kehidupan kita. Namun, dalam perwujudannya apakah sesuai dengan kehendak kita atau tidak, semuanya kembali pada titik keikhlasan kita.
Kini, aku lebih fokus pada keinginan terbesarku ditahun ini, yaitu Menjadi hafidzah Qur’an 30 juz dengan makna ikhlas yang sebenarnya. Atas Segala harapan dan impian kita, semoga kita lebih mudah melapangkan hati dengan segala ketetapan-Nya yang terbaik untuk kita.
Baca Juga: 5 Nilai Islam yang Harus Ada Dalam Resolusi