maskanulhuffadz.com – Kebanyakan muslim tidak mengetahui kemuliaan bulan Sya’ban. Berbeda dengan dua bulan yang mengapitnya yaitu Rajab dan Ramadhan, yang sangat masyhur keistimewaannya. Hal ini bukan merupakan pendapat pribadi penulis, melainkan sabda Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam.
Baca juga: Mengenal Sya’ban yang Sering Dilalaikan
Usamah bin Zaid pernah menanyakan pada Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bahwa ia tidak pernah melihat beliau melakukan puasa yang lebih semangat daripada puasa Sya’ban. Kemudian Rasul shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
ذَلِكَ شَهْرٌ يَغْفُلُ النَّاسُ عَنْهُ بَيْنَ رَجَبٍ وَرَمَضَانَ وَهُوَ شَهْرٌ تُرْفَعُ فِيهِ الْأَعْمَالُ إِلَى رَبِّ الْعَالَمِينَ فَأُحِبُّ أَنْ يُرْفَعَ عَمَلِي وَأَنَا صَائِمٌ
“Bulan Sya’ban –bulan antara Rajab dan Ramadhan- adalah bulan di saat manusia lalai. Bulan tersebut adalah bulan dinaikkannya berbagai amalan kepada Allah, Rabb semesta alam. Oleh karena itu, aku amatlah suka untuk berpuasa ketika amalanku dinaikkan.” (HR. An-Nasa’i no. 2359. Al-Hafizh Abu Thahir mengatakan bahwa hadits ini hasan).
Hadits tersebut menjawab kemuliaan bulan Sya’ban sekaligus amalan untuk meraihnya. Pertanyaannya, sesering apa Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam berpuasa pada bulan ini? Intinya tidak sebulan penuh seperti Ramadhan namun lebih dari bulan-bulan lainnya. Misalnya dengan menggabungkan beberapa puasa sunnah; Senin Kamis dan ayyamul bidh, atau puasa Daud dan ayyamul bidh.
Selain puasa, pada bulan Sya’ban hendaknya memperbanyak shalawat. Bulan Sya’ban sendiri dikenal sebagai bulan shalawat karena pada bulan inilah diturunkan ayat yang berbunyi:
اِنَّ اللّٰهَ وَمَلٰۤىِٕكَتَهٗ يُصَلُّوْنَ عَلَى النَّبِيِّۗ يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا
“Sesungguhnya Allah dan para malaikat-Nya bersalawat untuk Nabi. Wahai orang-orang yang beriman! Bersalawatlah kamu untuk Nabi dan ucapkanlah salam dengan penuh penghormatan kepadanya.” (Al-Ahzab: 56)
Kesimpulannya, apa yang ditanam selama bulan Rajab hendaklah disirami dan dirawat dengan puasa dan shalawat agar dapat memanen buah yang manis di bulan Ramadan.***