Skip to main content

maskanulhuffdaz.com – Akhir-akhir ini media sosial digencarkan dengan berita viral dari seorang anak laki-laki yang merawat Ibunya yang mengalami gangguan kejiwaan di Jatinegara Jawa Timur.

Bahkan beritanya berhasil menduduki topik terviral posisi ke 7 di Twitter dengan 7 ribu lebih cuitan. Salah satunya cuitan menarik dari akun @ohmyxx:

“Gue gak tau Tiko gini hatinya terbuat dari apa, dia bisa ninggalin Mamanya dan hidup lebih baik, tapi dia milih ngerawat Mamanya.”

BERBAKTI: Tiko Pemuda yang Merawat Ibunya dalam Keadaan Gangguan Jiwa.

Ya, Pulung Mustika Abima yang kerap dipanggil Tiko, pemuda kelahiran 1999 ini sudah sejak 11 tahun yang lalu merawat Ibunya dalam keadaan gangguan jiwa.

Lebih parahnya, selama belasan tahun itu rumah mewah yang mereka tempati sudah tidak dialiri listrik dan air bersih, kini rumah tersebut sudah ditutupi oleh tebalnya debu dan tumbuhan liar yang bergelantungan di dinding-dinding rumah.

Dilansir dari kompas.com gangguan kejiwaan Ibu Tiko disebabkan karena Ayahnya meninggalkan mereka berdua tanpa berita dan penjelasan.

Kisah Tiko tersebut mendapat tanggapan baik dari warganet, banyak nilai edukasi yang hadir dari kisah tersebut.

Sikap bakti Tiko kepada Ibunya mengingatkan warganet dengan kisah Sahabat Rasulullah Uwais Al Qarni.

Seorang pemuda pengembala kambing dari Yaman yang hidup yatim, dengan kemiskinannya ingin mewujudkan mimpi Ibunya untuk berhaji ke Tanah Suci Mekkah Al Mukaramah.

Keterbatasan uang tidak membuat Uwais Al Qarni putus asa dan menafikan mimpi Ibunya, Uwais memutuskan membeli seekor anak lembu dan membuatkan kandang di puncak bukit.

Setiap pagi, ia menggendong anak lembu tersebut naik turun bukit, banyak orang menganggap tindakannya itu sebagai sesuatu yang aneh.

Setelah 8 bulan berlalu, berat anak lembu tersebut sudah mencapai 100 kg, Uwais Al Qarni merasa ototnya sudah kuat untuk mengangkat beban berat, saat musim Haji tiba ia kemudian menggendong Ibunya dari Yaman ke Mekkah untuk menunaikan ibadah di Tanah Suci tersebut.

Subhanallah, dua kisah yang saling beririsan penghormatan seorang anak dalam memuliakan Ibu.

Teman, sudahkah kita memuliakan Ibu kita? Sudah seberapa pengorbanan kita untuk Ibu?

Leave a Reply