MASKANULHUFFADZ.COM – Bisa melanjutkan pendidikan di luar negeri merupakan impian kebanyakan anak. Kesempatan ini menjadi tawaran emas untuk menambah wawasan dan pengalaman. Namun, disayangkan dengan semakin terbukanya informasi di media sosial terkadang membuat orang tua semakin khawatir untuk melepaskan anak-anak mereka bersekolah ke luar negeri. Hal ini disebabkan karena banyaknya informasi negatif yang tersebar di media sosial. Mulai lagi kenalan remaja, kriminalitas, pergaulan bebas, dan permasalahan remaja lainnya.
Seharusnya, orang tua bijak dalam mengolah informasi yang tersebar, sebab sikap ini bisa jadi penghalang dalam mencetak generasi muda berilmu yang siap menghadapi tantangan global.
Padahal, Rasulullah SAW sudah menegaskan dalam sabdanya, “Barangsiapa menempuh jalan untuk menuntut ilmu, maka Allah akan memudahkan baginya jalan menuju surga.” Ilmu bukan hanya sekadar modal dalam pemenuhan kehidupan, tapi juga jalan mendapatkan ridha Ilahi. Maka, setiap langkah menuntut ilmu apalagi hingga ke luar negeri, termasuk dalam jihad fisabilillah.
Syaikh Ahmad Abdul Aziz menegaskan bahwa, orang tua semestinya memberi peluang kepada anak untuk belajar ke luar daerah. Melarang anak merantau karena “kasihan” atau “jauh dari keluarga” justru menunjukkan kurang seriusnya orang tua dalam menyiapkan masa depan anak. Sebab, anak yang hanya berdiam di rumah, hanya membuat badannya besar tetapi pikirannya tidak berkembang, sehingga ia tidak memberi kebermanfaatan untuk dirinya maupun masyarakat.
Bahkan merantau menjadi tradisi bagi para ulama terdahulu dalam mencari ilmu. Mereka dimuliakan karena perjuangannya yang rela berjalan jauh dari satu negeri ke negeri lain, untuk mengumpulkan hikmah lalu membagikannya pada masyarakat.
Hal inilah yang seharusnya menjadi semangat bagi orang tua, setelah menumbuhkan pondasi yang kuat maka berikan peluang bagi anak untuk berkembang mencari ilmu pengetahuan lebih luas hingga ke luar negeri. Sehingga dengan bekal tersebut, mereka fokus mencapai tujuan dan memanfaatkan waktu dalam proses belajar itu dengan bersungguh-sungguh. Harapannya setelah kembali ke kampung mereka dapat membuat perubahan dan inovasi untuk kebermanfaatan kampungnya.
Dilema Antara Amanah dan Keluarga
Memutuskan untuk melanjutkan pendidikan ataupun berkarir di luar negeri bukan pilihan yang mudah, hal ini kerap menjadi dilema. Menanggapi hal ini Syaikh Ahmad menawarkan solusi di antaranya, pertama mendapatkan ridho orang tua, dengan cara senantiasa menjalin komunikasi dengan baik, bermuamalah dengan sopan, dan meminta izin dengan sepenuh hati. Kedua, meminta isyarat atau pendapat dari guru, orang shaleh, dan mereka yang berpengalaman. Hingga akhirnya, menyerahkan keputusan melalui shalat Istikharah.
Perjalanan untuk memutuskan menetap di luar daerah bukanlah suatu yang harus dicemaskan, terlebih dengan perkembangan alat komunikasi zaman sekarang. Syaikh Ahmad menyampaikan kemudahan komunikasi jarak jauh sangat menjamur, dan mudah diakses oleh semua orang. Syaikh sendiri mencontohkan bagaimana ia tetap terhubung erat dengan keluarganya. Setiap hari, ia menanyakan kabar anak-anaknya, menceritakan aktivitas harian mereka, begitu juga anak Syaikh selalu memberi update kondisi mereka disana, bahkan mereka selalu video call saat makan bersama, berbagi resep makanan, dan masak bareng walaupun dibatasi jarak. Hal ini membuktikan, jarak bukan halangan membangun kasih sayang, terpenting kepercayaan dan komunikasi tetap dijaga.
Berpisah dari keluarga bukan selalu berarti kelemahan. Justru dengan merantau dan hidup jauh dari orang tua, banyak dampak positif yang bisa dirasakan. Kita belajar menjadi lebih mandiri, sabar, dan jujur pada diri sendiri. Jarak pun semakin menambah rasa cinta dan kasih sayang pada keluarga, sekaligus membentuk pribadi yang lebih bijak dan dewasa.
Kesimpulannya, jauh meninggalkan orang tua bukanlah tindakan yang buruk selagi tujuannya untuk kebaikan. Maka, orang tua juga harus menumbuhkan kepercayaan dan keberanian melepas anak-anak mereka untuk merantau, agar mereka menjadi pribadi yang lebih berkualitas. Adapun bagi yang merantau, tumbuhkan tekad yang kuat dalam belajar, dan perbaiki niat untuk jihad kepada Allah. Sehingga amanah ilmu yang didapatkan tersebut dapat memberikan kebermanfaatan bagi kampung halaman. Barakallahu fiikum.
Responden: Syaikh Dr. Ahmad Abdul Aziz Muhammad Elashry, Lc